“Ketika belajar di rumah
ananda selalu menyalakan televisi dan laptop. Handphone selalu ada disebelahnya.
Sesekali Ia membalas sms yang masuk.
Ketika diingatkan ananda berdalih lebih nyaman kalau belajar dengan cara
demikian. Bahkan ananda marah kalau sedikit dipaksa untuk mematikan semua
fasilitas tersebut. Berdasarkan hasil ulangan, ada beberapa mata pelajaran yang
harus diremidi/tidak tuntas”
kasus Parenting
Anak kita di kenal dengan Generasi Z (disebut
juga iGeneration, Generasi Net, atau Generasi Internet) terlahir
dari generasi X dan Generasi Y. Mereka lahir dan dibesarkan di era digital,
dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih, seperti: komputer/laptop,
HandPhone, iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perangkat
elektronik lainnya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal (atau mungkin
diperkenalkan) dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih itu,
yang secara langsung atau pun tidak langsung akan berpengaruh terhadap
perkembangan perilaku dan kepribadiannya (akhmad sudrajat).
Penyakit Generasi Z, tentunya berkaitan dengan aneka teknologi, menurut Don Tapscott (Husi Wijaya) seperti:
- They are dumber than we were at their
age. Generasi Z ini adalah generasi yang
bakal banyak mengidap penyakit attention deficit disorders, sebuah penyakit neurobehavioral yang menyebabkan sang anak tidak mampu
untuk memperhatikan atau fokus dan menjadi sangat impulsive. Generasi ini juga adalah generasi yang
sangat sukar membaca dan berbicara karena pemakaian teknologi pembelajaran
yang berlebihan.
- They are screenagers. generasi Z adalah generasi sangat
kecanduan internet, akibatnya mereka kehilangan daya keahlian untuk
bersosialisasi. Generasi ini juga dikatakan generasi yang malas
berolahraga bukan karena mereka tidak mau, tetapi karena tidak ada waktu.
Waktu mereka dihabiskan di depan komputer, handpone, dan TV.
- They
have no shame. Didalam bukunya GIGI Durham berjudul Lolita Effect, generasi
ini adalah generasi yang mengumbarngumbar semua informasi pribadi kepada
semua orang. Mereka sangat senang bukan hanya menjadai narcissist tetapi juga menjadi exhibitionist. Kasus impersonation akan terus muncul
dikalangan generasi ini.
- They
are adrift in the world and afraid to choose a path. Generasi Z adalah generasi yang kehilangan arah, demikian kata
Tapscott. Generasi yang setelah lulus kuliah tidak tahu mau kemana,
kehilangan kepercayaan diri sehingga mereka memilih untuk kembali kerumah
orang tuanya ketimbang hidup mandiri.
- They
violate intellectual property rights and share anything they can on
peer-to-peer networks with no respect for the
rights of the creators or owners.Generasi Z
adalah generasi yang tidak menghargai karya orang lain akibat banyaknya
alasan untuk tidak membayar, mereka berkembang, menjadi kreatif dan pinter
didalam mencuri melalui peer to peer network.
- They
are violent, bullying friends online. Generasi Z adalah generasi yang menggunakan
teknologi untuk mengejek, menghina dan bahkan bersikap sangat kasar kepada
temam-temannya.
- They
have no work ethics and will be a bad employee. Generasi Z cenderung tidak memiliki etos
kerja, cenderung malas, tidak disiplin
- The
latest narcissistic “me” generation. Generasi Z cenderung angkuh, sok bisa melakukan segalanya padahal
omong kosong.
- They
don't give a damn what do you think (super ego). Generasi Z memikirkan dirinya sendiri dan
tidak peduli dengan teman-teman disekitarnya
Bagaimana
langkah orang tua menghadapi anak seperti ini:
»
Beri kondisi nyaman anak anda (tenang)
»
Ajak anak anda berdialog untuk
mencari kendala penyebab nilai akademis yang kurang maksimal
»
Beri pemahaman tentang perlu mengatur penggunaan HP, TV dan Laptop
»
Beri contoh cara mengatur penggunaan HP, TV dan laptop dalam kegiatan
sehari-hari
»
Bantu anak anda untuk mengatur penggunaan fasilitas hp, TV dan laptop
» Buat kesepakatan dengan anak anda mengenai penggunaan fasilitas hp, TV & laptop, termasuk konsekuensi jika
anak anda melakukan atau melanggar kesepakatan tersebut
»
Konsisten melaksanakan kesepakatan
» Mengevaluasi kesepakatan
yang telah dibuat
Sumber:
Sumber: