3/21/2013

GENERASI Z

Ketika belajar di rumah ananda selalu menyalakan televisi dan laptop.  Handphone selalu ada disebelahnya. Sesekali Ia membalas sms yang masuk.  Ketika diingatkan ananda berdalih lebih nyaman kalau belajar dengan cara demikian. Bahkan ananda marah kalau sedikit dipaksa untuk mematikan semua fasilitas tersebut. Berdasarkan hasil ulangan, ada beberapa mata pelajaran yang harus diremidi/tidak tuntas” kasus Parenting

Anak kita di kenal dengan Generasi Z (disebut juga iGeneration, Generasi Net, atau Generasi Internet) terlahir dari generasi X dan Generasi Y. Mereka lahir dan dibesarkan di era digital, dengan aneka teknologi yang komplet dan canggih, seperti: komputer/laptop, HandPhone, iPads, PDA, MP3 player, BBM, internet, dan aneka perangkat elektronik lainnya. Sejak kecil, mereka sudah mengenal (atau mungkin diperkenalkan) dan akrab dengan berbagai gadget yang canggih itu, yang secara langsung atau pun tidak langsung akan berpengaruh terhadap perkembangan perilaku dan kepribadiannya (akhmad sudrajat).
Penyakit Generasi Z, tentunya berkaitan dengan aneka teknologi, menurut Don Tapscott (Husi Wijaya) seperti:
  1. They are dumber than we were at their age. Generasi Z ini adalah generasi yang bakal banyak mengidap penyakit attention deficit disorders, sebuah penyakit neurobehavioral yang menyebabkan sang anak tidak mampu untuk memperhatikan atau fokus dan menjadi sangat impulsive. Generasi ini juga adalah generasi yang sangat sukar membaca dan berbicara karena pemakaian teknologi pembelajaran yang berlebihan.
  2. They are screenagers. generasi Z adalah generasi sangat kecanduan internet, akibatnya mereka kehilangan daya keahlian untuk bersosialisasi. Generasi ini juga dikatakan generasi yang malas berolahraga bukan karena mereka tidak mau, tetapi karena tidak ada waktu. Waktu mereka dihabiskan di depan komputer, handpone, dan TV.
  3. They have no shame. Didalam bukunya GIGI Durham berjudul Lolita Effect, generasi ini adalah generasi yang mengumbarngumbar semua informasi pribadi kepada semua orang. Mereka sangat senang bukan hanya menjadai narcissist tetapi juga menjadi exhibitionist. Kasus impersonation akan terus muncul dikalangan generasi ini.
  4. They are adrift in the world and afraid to choose a path. Generasi Z adalah generasi yang kehilangan arah, demikian kata Tapscott. Generasi yang setelah lulus kuliah tidak tahu mau kemana, kehilangan kepercayaan diri sehingga mereka memilih untuk kembali kerumah orang tuanya ketimbang hidup mandiri.
  5. They violate intellectual property rights and share anything they can on peer-to-peer networks with no respect for the rights of the creators or owners.Generasi Z adalah generasi yang tidak menghargai karya orang lain akibat banyaknya alasan untuk tidak membayar, mereka berkembang, menjadi kreatif dan pinter didalam mencuri melalui peer to peer network.
  6. They are violent, bullying friends online. Generasi Z adalah generasi yang menggunakan teknologi untuk mengejek, menghina dan bahkan bersikap sangat kasar kepada temam-temannya.
  7. They have no work ethics and will be a bad employee. Generasi Z cenderung tidak memiliki etos kerja, cenderung malas, tidak disiplin
  8. The latest narcissistic “me” generation. Generasi Z cenderung angkuh, sok bisa melakukan segalanya padahal omong kosong.
  9. They don't give a damn what do you think (super ego). Generasi Z memikirkan dirinya sendiri dan tidak peduli dengan teman-teman disekitarnya

Bagaimana langkah orang tua menghadapi anak seperti ini:
»        Beri kondisi nyaman anak anda (tenang)
»        Ajak anak anda berdialog untuk mencari kendala penyebab nilai akademis yang kurang maksimal
»        Beri pemahaman tentang perlu mengatur penggunaan HP, TV  dan Laptop
»        Beri contoh cara mengatur penggunaan HP, TV dan laptop dalam kegiatan sehari-hari
»        Bantu anak anda untuk mengatur penggunaan fasilitas hp, TV dan laptop
»   Buat kesepakatan  dengan anak anda mengenai penggunaan fasilitas hp, TV & laptop, termasuk konsekuensi jika anak anda melakukan atau melanggar kesepakatan tersebut
»        Konsisten melaksanakan kesepakatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar